NPM : 16116008
KELAS : 1KA25
DOSEN : IBU DIAH TURIS KAEMIRAWATI
MAT.KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hubungan manusia dan kebudayaan
sangat erat kaitannya satu sama lain, secara bahasa manusia berasal dari kata
“manu” (sansekerta ), “mens” (latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau
mahluk yang berakal. Kebudayaan berasal dari kata budaya yang merupakan bentuk
kata majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Dalam bahasa
sansekerta kebudayaan disebut daenga budhayah yaitu bentuk jamak dari kata
budhi yang berarti budi atau akal. Pada dasarnya manusia adalah mahlukbudaya
yang harus nembudayakan dirinya, Manusia sebagai mahluk budaya mampu melepaskan
diri dari ikatan dan dorongannalurinya danmampu beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya dan mempelajari keadaan sekiter dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Kebudayaan juga mengajarkan kepada manusia beberapa hal penting dalamkehidupan
seperti etika sopan & santun menjadikan ciri khas kebudayaan
orang Indonesia. Kebudayaan juga dapat mempersatukan lapisan elemen
masyarakat yang sebelumnya merenggang akibat konflik yang nerkepanjangan
dan dapt pula dijadikan alat komunikasi antar masyarakat. Manusia dan kesusastraan memiliki
hubungan yang saling mengisi. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna
yang diberi akal dan pikiran untuk berhubungan dengan sekitarnya. Untuk saling
berinteraksi dengan sesama, manusia membutuhkan suatu alat komunikasi, yaitu
bahasa. Dengan menggunakan bahasa juga, sesama manusia bisa saling bertukar
informasi. Sebagai makhluk hidup yang mempunyai akal dan pikiran, manusia dapat
berfikir mana yang baik dan mana yang buruk, dan juga dapat memperkaya ilmu
pengetahuan.
B. TUJUAN
Adapun
tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
pengajar mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, adapun secara khusus adalah untuk :
1.
Mengetahui apa itu pengertian manusia dan kebudayaan
2.
mengetahui apa itu wujud dimensi kebudayaan
3.
Mengetahui apa itu yang dimaksud manusia dan kesusastraan
4.
Mengetahui apa itu pokok pokok yang tekandung dalam kesusastraan
5.
Mengetahui apa saja hal positf dan hal negatif
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Manusia dan Kebudayaan
Dalam
kehidupan manusia mempunyai banyak sekali kebutuhan maka hal inilah yang
mendorong manusia untuk melakukan berbagai tindakan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan tersebut.Dalam pemenuhan kebutuhan ini manusia berbeda dengan
binatang, kebudayaanlah dalam konteks ini yang memberikan garis pemisah antara
manusia dan binatang. Maslow mengindefisikasikan lima kelompok kebutuhan
manusia yakni kebutuhan fisikologi, rasa aman, harga diri dan pengembangan
potensi. Sementara binatang kebutuhannya terpusat pada dua kelompok pertama
dari kategori Maslow yakni kebutuhan fisiologis dan rasa aman dan memenuhi
kebutuhan ini secara instinktif. Karena manusia tidak mempunyai kemampuan
bertindak secara otomatis yang berdasarkan instink tersebut maka manusia
berpaling kepada kebudayaan yang mengajarkan tentang cara hidup. Ketidak
mampuan manusia untuk bertindak secara instinktif ini manusia diimbangi oleh
kemampuan lain yakni kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan menguasai
objek-objek yang bersifat fisik disamping itu manusia mempunyai budi yang
merupakan pola kejiwaan yang didalamnya terkandung dorongan-dorongan hidup yang
dasar instink, perasaan, pikiran, kemauan dan fantasi. Budi inilah yang menyebabkan
manusia mengembangkan suatu hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya
dengan jalan memberi penilaian terhadap objek dan kejadian.Maka pilihan inilah
yang menjadi tujuan dan isi kebudayaan.
Nilai-nilai
budaya ini adalah jiwa dari kebudayaan dan menjadi dasar dari segenap wujud
kebudayaan. Kebudayaan diwujudkan dalam bentuk tata hidup yang merupakan
kegiatan manusia yang mencerminkan nilai budaya yang dikandungnya, pada
dasarnya tata hidup merupakan pencerminan yang konkrit dari nilai budaya yang
bersifat abstrak. Kegiatan manusia dapat ditangkap oleh panca indera sedangkan
nilai budaya hanya tertangguk oleh budaya manusia, maka nilai budaya dan tata
hidup manusia ditopang oleh perwujudan kebudayaan yang ketiga yang berupa
sarana kebudayaan, sarana kebudayaan ini merupakan perwujudan yang bersifat
fisik yang merupakan produk dari kebudayaan atau alat yang memberikan kemudahan
dalam kehidupan. Keseluruhan
fase dari kebudayaan itu erat hubungannya dengan pendidikan sebab semua materi
yang terkandung dalam suatu kebudayaan diperoleh manusia secara sadar lewat
proses belajar. Lewat kegiatan belajar inilah kebudayaan diteruskan dari
generasi yang satu pada generasi selanjutnya. Manusia
dan kebudayaan merupakan dau hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain.
Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari
berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin
memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering
disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia
merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi). Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan
(politik), makhluk yang berbudaya dan lain sebagainya. Dalam
sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tungal, maksdunya bahwa
walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan
mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya
merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan
antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya
peraturan itu dibuat oleh manusia setelah peraturan itu terjadi maka manusia
yang membuatnya harus patuh kepaa peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu
sendiri.
Menurut dimensi wujudnya,
kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
1.
Kompleks gagsan, konsep, dan pikiran manusiaWujud ini disebut sistem budaya,
sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat dan berpusat kepada kepala-kepala
manusia yang menganutnya.
2.
Kompleks aktivitas wujud ini sering disebut sistem sosial. Berupa aktivitas
manusia yang sering berinteraksi, bersifat konkret, dapat diamati atau
diobservarsi.
3.
Wujud sebagai benda aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari
berbagai
penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas
karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan
hidupnya. Kebudayaan dalam bnetuk fisik yang konkret bisa juga
disebutkebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampe benda yang bergerak. Kebudayaan
sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhon dalam karyanya
“Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya didunia secara
univeral menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1.
Hakekat hidup manusia
2.
Hakekat karya manusia
3.
Hakekat waktu manusia
4.
Hakekat alam manusia
5.
Hakekat hubungan manusia
Masyarakat
dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah,sekalipun masyarakat dan
kebudayaan primitif yang terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat.
Tidak ada kebudayaan yang statis, semua mempunyai dinamika dan gerak. Yang
dimaksud dengan gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup dalam
masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Penyebab terjadinya gerak tersebut
antara lain :
1.
Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri,misalnya
perubahan jumlah dan komposisi sendiri.
2.
Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan tempat mereka hidup. Masyarakat yang
hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan
kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat. Perubahan ini selain
karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karenaadanya difusi kebudayaan,
penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusiasebagai perilaku
kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakanmanusia. Dalam
sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,maksudnya bahwa
walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Contoh
sederhana adalah antara manusia dengan peraturan kemasyarakatan. Awalnya
manusia yang buat, setelah jadi maka manusia yang harus patuh
pada peraturan yang
dibuatnya sendiri. Dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat lepasdari
kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu
sendiri. Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat
dipandangsetara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan
sebagaidialekstis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Dialektis melalui
proses tiga tahap,yaitu :
1.
Eksternalisasi, yaitu dimana manusia mengekspresikan dirinya sendiri
denganmenbangun dunianya.
2.
Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia
3.
Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya
bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatmya sendiri agardia dapat hidup
dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
2. Manusia dan Kesusastraan
Ilmu Budaya Dasar secara sederhana adalah pengetahuan yang
diharapkan mampu memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan. Suatu karya
dapat saja mengungkapkan lebih dari satu masalah, sehingga ilmu budaya dasar
bukan ilmu sastra, ilmu filsafat, ataupun ilmu tari yang terdapat dalam
pengetahuan budaya, tetapi ilmu budaya dasar menggunakan karya yang terdapat
dalam pengetahuan budaya.
Pengetahuan
budaya mengkaji masalah nilai-nilai menusia sebagai makhluk berbudaya (homo
humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan
mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep.
Pokok-pokok yang terkandung dari
beberapa definisi kebudayaan adalah sebagai berikut.
1.
Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam.
2.
Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran.
3.
Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi, dan
sosiologi.
4.
Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat
istiadat, budaya daerah, dan budaya nasional.
Ilmu
Budaya Dasar merupakan pengetahuan tentang perilaku dasar-dasar dari manusia.
Unsur-unsur kebudayaan adalah sebagai berikut.
1.
Sistem religi atau kepercayaan.
2.
Sistem organisasi kemasyarakatan.
3.
Ilmu pengetahuan.
4.
Bahasa dan kesenian.
5.
Mata pencaharian hidup.
6.
Peralatan dan teknologi.
Karya
sastra adalah penjabaran abstraksi, namun filsafat yang menggunakan bahasa juga
disebut abstrasi. Maka abstrak adalah cinta kasih, kebahagian, kebebasan dan
lainnya yang digarap oleh filsafat. Dalam kesusastraan Ilmu Budaya Dasar dapat
dihubungkan meliputi dengan bahasa, keagamaan, kesusastraan, kesenian, dan
lainnya. Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut diatas maka Ilmu
Budaya Dasar dan Ilmu Sosial Dasar adalah satuan pengetahuan yang dikembangkan
sebagai usaha pendidikan. Konsep-konsep sosial dibatasi pada konsep dasar atau
elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial
yang dibahas dalam ilmu pengetahuan sosial, contohnya keanekaragaman dan konsep
kesatuan sosial bertolak. Tanpa ada maksud menciptakan dikotomi dalam
kesusastraan, ada perbedaan antara literatur biasa dengan sastra. Sastra
memiliki sense of love yang lebih representatif. Sebagai contoh, literatur
ekonomi dapat saja mencatat angka-angka. Ada benang merah yang menyatukan
konsep kebudayaan kita. Tidak heran apabila para pendiri bangsa mampu melebur
diri dalam Bhineka Tunggal Ika. Kearifan budaya lokal masih kuat. Elemen-elemen
kearifan budaya lokal kita didominasi oleh ajaran. Seni adalah sebuah karya
atau sastra yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Ini
dikarenakan seni merupakan ekspresi manusia terhadap sesuatu. Ilmu budaya dasar
dinamakan Basic Humanities, yang berasal dari bahasa inggris yaitu The
Humanities, dan bahasa latin yaitu Humanus yang berarti manusia, berbudaya, dan
halus. Maka dari itu apabila kita mempelajari The Humanities maka kita akan
menjadi manusia yang berbudaya, dan halus. Sedangkan sastra berasal dari kata
castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk
dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia. Seperti catatan ilmu pengetahuan,
kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya. Sastra lebih
mudah untuk berkomunikasi. Karena pada hakikatnya karya sastra merupakan
penjabaran abstraksi. Dan sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang
berkomunikasi. Filsafat juga menggunakan bahasa adalah abstraksi. Cinta kisah,
kebahagian, kebebasan yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Masalah sastra
dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi-materi
yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.
Ada
juga tiga hal yang berkaitan dengan pengertian sastra, yaitu ilmu sastra, teori
sastra, dan karya sastra, yaitu adalah sebagai berikut:
1.
Ilmu Sastra adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah berdasarkan
metode tertentu mengenai segala hal yang berhubungan dengan seni sastra.
2.
Teori Sastra adalah asas-asas dan prinsip-prinsip dasar mengenai sastra dan
kesusastraan.
3.
Karya Sastra adalah proses kreatif menciptakan karya seni dengan bahasa yang
baik, seperti puisi, cerpen atau novel, atau drama.
Masalah
sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena
materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya daar ada yang berkaitan dengan
sastra dan seni. Budaya Indonesia sangat menunjukkan adanya sastra dan seni
didalamnya.
Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan
dengan Prosa
Prosa
adalah suatu jenis tulissan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme
(rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan
arti leksikalnya. Kata prosa itu sendiri berasal dari bahasa Latin prosa yang
artinya terus terang. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karena itu, prosa dapat digunakan untuk
surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media
lainnya. Prosa juga dibagi dalam dia bagian, yaitu prosa lama dan prosa baru,
prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruh budaya barat,
dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apapun. Prosa
terbagi atas dua jenis, yaitu prosa lama dan prosa baru sebagai berikut.
Lima komponen dalam Prosa Lama:
1.
Dongeng
2.
Hikayat
3.
Sejarah
4.
Epos
5.
Cerita Pelipur Lara
Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi
Sebagai
seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi)
langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan, atau cerita. Dengan
penciptaan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat
sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain
adalah sebagai berikut.
1.
Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan
kesenangan yang diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan
pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau
kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk
mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak
mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh
yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin untuk perjalanan hidupnya
untuk mencapai sukses.
2.
Prosa fiksi memberikan infonnasi
Fiksi
memberikan sejenis infonnasi yang tidak terdapat di dalam ensildopedi. Dalam
novel kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan
jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga
kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
3.
Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa
fiksi dapat menstimulasi imajinasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang
tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
4.
Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat
prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman
dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk
memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat
berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
Ilmu Budaya Dasar yaang dihubungkan
dengan Puisi
Puisi
adalah seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk
tambahan, atau selain arti semantiknya. Puisi adalah bentuk karangan yang tidak
terikat oleh rima., ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang
padat.
Kreativitas
penyair dalam membangun puisi yaitu sebagai berikut.
1.
Figura Bahasa.
2.
Kata-kata yang ambiquitas.
3.
Kata-kata berjiwa.
4.
Kata-kata yang konotatif.
Hal Positif dan Negatif
Hal
positif yang dapat kita terapkan di kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut.
1.
Kita sebagai makhluk yang berakal, berbudi pekerti harus bisa menghasilkan
karya-karya yang bermanfaat.
2.
Harus bisa menjadi pribadi yang kreatif, inovatif, dan selalu semangat untuk
menghasilkan karya-karya yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
3.
Peduli akan keanekaragaman dan karya-karya dalam negeri.
Hal
negatif yang harus kita tinggalkan di kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut.
1.
Menggunakan akal pikiran untuk perilaku yang menyimpang dan bersikap negatif.
2.
Jangan pernah menjelek-jelekan karya seseorang karena belum tentu kita bisa
menjadi lebih baik dalam membuat suatu karya.
3.
Jangan menjadi pribadi yang hanya bisa menghancurkan dan tidak mau merapikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara
sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku kebudayaan
dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosiologi manusia
dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun keduanya
berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan
setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia yang
sesuai dengannya.
Adapun
alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi dalam Ilmu Budaya Dasar, yaitu
salah satunya adalah hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia. Perekaman
dari penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”.
Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan
dasarnya untuk lebih menghidupkan kembali pengalaman hidupnya dari sekedar
kumpulan pengalaman langsung yang terbatas. Dengan pengalaman perwakilan itulah
sastra atau puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa untuk memilki
kesadaran yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya
sendiri serta tentang masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
https://www.docdroid.net/ed9RloL/filsafat-ilmu-kel-7.docx.html#page=7
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196604251992032-ELLY_MALIHAH/Bahan_Kuliah_PLSBT,_Elly_Malihah/Manusia_%26_Kebudayaan,.pdf
https://www.scribd.com/doc/241936440/Manusia-Dan-Kebudayaan-pdf
https://cookpierun.wordpress.com/2016/03/13/manusia-dan-kesusastraan/
https://marcuslaurentiushardianto.wordpress.com/2016/04/14/manusia-dan-kesusastraan/